Label

Jumat, 30 November 2012

Membuka Proteksi Halaman Web/Blog Yang Tidak Bisa Dicopy

Ketika anda menemukan artikel yang anda cari di blog atau website, dan anda perlu untuk mengcopynya namun tidak bisa karena halamannya diproteksi, misalnya  artikelnya  tidak bisa dihighlight (diseleksi), atau tidak bisa diklik kanan, sehingga anda tidak bisa mengcopynya.

Umumnya proteksi tersebut menggunakan javascript, jadi untuk membuka proteksi tersebut yang kita lakukan adalah mendisable / mematikan javascript pada browsernya.

Berikut ini cara mendisable / menonaktifkan / mematikan javascript untuk browser Google Chrome, Mozilla Firefox
(Setelah Javacript dimatikan,  refresh  kembali halaman web atau blog yang diproteksi tadi).


Disable JavaScript pada Google Chrome


• Klik pada menu setting (logo tool di sebelah kanan halaman)
• Kemudian klik Options


 • Pilih menu Under the Hood
• Klik pada Content settings
 
 • Pada JavaSript, pilih Do not allow any site to run JavaScript
 
 
 
 Disable Javascript pada Mozilla Firefox

• Masuk ke Menu Options
 
 • Pilih Tab Content
• Lepaskan tanda Centang pada Enable JavaScript




• Klik OK

Kamis, 29 November 2012

Tips Mendidik Anak Cara Rasullulah


 
 
 
Salah satu amal yang tidak pernah terputus pahalanya sekalipun kita telah meninggalkan dunia ini adalah anak yang shaleh. Doa anak yang shaleh merupakan salah satu doa yang insya Allah pasti terkabul. Karenanya, orangtua harus mendidik anak dengan sebaik-baiknya. Jika tidak, anak akan tumbuh menjadi seorang yang berkepribadian rusak dan hancur yang pada gilirannya akan merugikan orangtua itu sendiri.
Sesungguhnya memang tidak mudah memikul beban untuk membesarkan anak hingga menjadi pribadi yang kita harapkan dapat meraih sukses dunia dan akhirat. Semua butuh kesabaran, kerja keras, keikhlasan, dan masih banyak lagi. Tanpa bermaksud menyederhanakan, berikut beberapa tips yang diaplikasikan oleh orangtua yang disarikan dari tata cara mendidik anak ala Rasulullah Saw.
1. Menanamkan Nilai-nilai Ketauhidan
Mengajarkan tauhid kepada anak, mengesakan Allah dalam hal beribadah kepada-Nya, menjadikannya lebih mencintai Allah daripada selain-Nya, tidak ada yang ditakutinya kecuali Allah. Selain itu, orangtua harus menekankan bahwa setiap langkah manusia selalu dalam pengawasan Allah Swt. dan penerapan konsep tersebut adalah dengan berusaha menaati peraturan dan menjauhi larangan-Nya. Terlebih dahulu, orangtua selaku guru (pertama) bagi anak-anaknya harus mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam. Ini adalah pendidikan yang paling urgen di atas hal-hal penting lainnya.
2. Menjadi Sahabat dan Mendidik dengan Keteladanan
Setiap anak akan belajar dari lingkungannya dan dalam hal ini lingkungan keluarga akan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya. Orang-orang di sekelilingnya akan menjadi model dan contoh dalam bersikap. Sudah selayaknyalah orangtua memberi keteladanan kepada anak-anaknya. Para orangtua sebaiknya memberikan contoh yang baik sesuai dengan nasihat dan ucapannya kepada para anaknya. Akan sangat lucu jika yang disampaikan orangtua kepada anak-anaknya ternyata tidak dilakukan oleh orangtua itu sendiri. Dalam Islam, keteladanan dari orangtua sangat menentukan terlebih di zaman sekarang media tontonan tidak dapat diharapkan menjadi contoh yang baik bagi pembentukan akhlak anak-anak muslim.
3. Mendidik dengan Kebiasaan
Suatu kebaikan harus dimulai dengan pembiasaan. Anak harus dibiasakan bangun pagi agar mereka gemar melaksanakan shalat Subuh. Anak harus dibiasakan ke masjid agar mereka gemar melakukan berbagai ritual ibadah di masjid. Pembiasaan itu harus dimulai sejak dini, bahkan pembiasaan membaca Al-Quran pun bisa dimulai sejak dalam kandungan. Pembiasaan shalat pada anak harus sudah dimulai sejak anak berumur tujuh tahun.
4. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak
Sebagai upaya menumbuhkan rasa percaya diri anak, Rasulullah Saw. menggunakan beberapa cara berikut. Saat sedang berpuasa, Rasulullah mengajak anak-anak bermain sehingga siang yang panjang terasa cepat. Anak-anak akan menyongsong waktu berbuka dengan gembira. Hal ini juga membuat anak memiliki kepercayaan diri sehingga sanggup berpuasa sehari penuh. Sering membawa anak-anak ke majelis orang dewasa, resepsi, atau bersilaturahim ke rumah saudara sebagai upaya menumbuhkan kepercayaan diri sosialnya. Mengajari Al-Quran dan As-Sunnah serta menceritakan sirah nabi untuk meningkatkan kepercayaan diri ilmiahnya. Menanamkan kebiasaan berjual-beli untuk meningkatkan kepercayaan diri anak terkait ekonomi dan bisnis. Di samping itu, sejak dini anak akan terlatih mandiri secara ekonomi.
5. Memotivasinya Anak Berbuat Baik
Seorang anak, meski kecil, juga terdiri dari jasad dan hati. Mereka dilahirkan dalam keadaan bersih dan suci sehingga hatinya yang putih dan lembut itu pun akan mudah tersentuh dengan kata-kata yang hikmah. Anak-anak, terutama pada usia emas (golden age), cenderung lebih mudah tersentuh oleh motivasi ketimbang ancaman. Karenanya, hendaknya orangtua tidak mengandalkan ancaman untuk mendidik buah hati. Ketimbang mengancam, lebih baik orangtua memotivasi anak dengan mengatakan bahwa kebaikan akan mendapat balasan surga dengan segala kenikmatannya. Itu pulalah yang dicontohkan oleh Rasulullah kepada kita ketika beliau mendidik para sahabat.
6. Sediakan Waktu untuk Makan Bersama Anak
Rasulullah Saw. senantiasa menyempatkan untuk makan bersama anak-anak. Cara tersebut akan mempererat keterikatan batin antara orangtua dan anaknya. Dengan begitu kita dapat meluruskan kembali berbagai kekeliruan yang mereka lakukan melalui dialog terbuka dan diskusi. Alangkah baiknya jika ibu dan bapak berkumpul dengan anak-anak ketika makan bersama sehingga mereka merasakan pentingnya peran kedua orangtuanya. Hal ini juga dapat mempermudah meresapnya segala nasihat tentang perilaku, keimanan, atau pendidikan.
7. Mendidik dengan Reward/Hadiah
Memberi hadiah adalah salah satu penghargaan yang dapat melunakkan hati anak sehingga mereka akan bersimpati kepada kita dan akhirnya mau melaksanakan nasihat yang kita berikan. Namun perlu diingat, tidak semua perbuatan baik anak harus dihargai dengan materi. Lakukan reward yang bervariasi, bisa dengan pujian, ciuman, belaian, uang, dan lain-lain.
8. Memilih Sekolah yang Islami
Saat anak menginjak usia sekolah, orangtua berperan dalam memilihkan sekolah, mengajarkan Al-Quran, mengembangkan pola pikir anak, memberikan data dan ilmu semaksimal mungkin. Meski anak sudah mulai sekolah (mendapatkan ilmu di sekolah), orangtua hendaklah selalu belajar tentang pendidikan anak karena semakin bertambah usia anak, maka akan semakin kompleks pula problem (pendidikan anak) yang harus kita hadapi.
9. Mendidik dengan Hukuman
Cara ini boleh dilakukan jika cara-cara di atas tidak berhasil. Memang di dalam Islam, menghukum diperbolehkan selama tidak berlebihan seperti sampai menyebabkan luka. Hukuman tersebut usahakan menimbulkan efek jera kepada anak agar ia tidak mengulangi perbuatannya. Akan tetapi harus diperhatikan adab-adabnya, jangan sampai berlebihan yang akhirnya akan membuat anak menjadi dendam.
10. Memahami Keadaan Anak Secara Baik dan Menggunakan Metode yang Tepat
Setiap anak memiliki karakter dan pribadi yang berbeda walaupun berasal dari orangtua yang sama. Cari metode yang tepat dan jitu sehingga anak dapat diarahkan dengan lebih mudah.

Minggu, 25 November 2012

Saintis Membuktikan Nabi Musa Membelah Laut



Di antara peristiwa yang berlaku pada 10 Muharram ialah selamatnya Nabi Musa dan Bani Israel dari Firaun dan tenggelamnya Firaun dan bala tenteranya dalam Laut Merah.Ayat 50 surah al-Baqarah menceritakan hal ini dan hadis Nabi menerangkannya.
Saintis Barat mengemukakan teori angin bertiup yang membelah Laut Merah untuk Nabi Musa (lihat youtube). Mereka mengkaji tetapi mereka tidak beriman sepenuhnya dengan ajaran Musa itu sendiri. Di antara ajarannya ialah apabila tiba Nabi akhir zaman-Ahmad/Muhammad, maka berimanlah dengannya tetapi itu tidak berlaku. Saintis Barat hanya menjadi seperti Yahudi yang berpuasa pada 10 Muharram meraikan Nabi Musa tetapi menolak ajaran Taurat lain.
Apa beza dengan umat Islam yang berpuasa sunat pada hari Asyura atau membuat bubur asyura malah mempertandingkannya seperti di Kemaman tetapi menolak ajaran al-Quran selain puasa?
Imam Muslim meriwayatkan daripada Ibn Abbas bahawa Nabi SAW tiba di Madinah. Baginda mendapati Yahudi berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram). Baginda bertanya; ‘Hari apa yang kamu puasa ini?’
Jawab Yahudi: ‘Hari ini hari mulia. Allah menyelamatkan padanya Musa dan kaumnya, serta menenggelamkan Firaun dan kaumnya. Lalu Musa berpuasa pada hari Aasyura sebagai tanda syukur. Lalu kami berpuasa padanya.’ Sabda Nabi SAW : ‘Kami lebih berhak dan utama dengan Musa daripada kamu.’ Nabi berpuasa dan memerintahkan para Sahabat berpuasa juga. At-Tirmizi berkata:
Diriwayatkan daripada Ibn Abbas bahawa Baginda bersabda: ‘Puasalah hari ke 9 dan 10, serta jangan sama dengan Yahudi’. Hadis ini menjadi hujjah bagi Imam Shafie, Ahmad bin Hanbal dan Ishak. (Tafsir al-Munir j1 ms 163)
Hadis tentang Yahudi di atas ada perbahasannya seperti yang disebut oleh Imam Nawawi dalam syarah hadisnya. Yang penting ialah berpuasa sunat atau membuat bubur asyura dalam keadaan sedar dengan apa yang dibuat dan menghayati Islam secara syumul, bukan hanya buburnya. Demikian juga mukjizat Nabi Musa as yang mendahului bukti saintifik. Kita membenarkan mukjizatnya walaupun tiada bukti saintifik.
Lakaran artis menunjukkan angin kuat dari timur telah menyebabkan air lagun (kiri) dan sungai (kanan) ‘berpusing’ dan membentuk dinding air dekat Laut Merah.
Saintis-saintis di AS membuktikan kebenaran kisah Nabi Musa membelah laut seperti yang diceritakan dalam kitab suci al-Quran dan Injil, lapor sebuah akhbar.
Satu kajian oleh sepasukan penyelidik yang diketuai saintis Carl Drews dari Pusat Penyelidikan Atmosfera Nasional di sini, mendapati fenomena itu tidak bercanggah dengan hukum fizik.
Kitab al-Quran menceritakan bahawa Nabi Musa membelah laut dengan menghentakkan tongkatnya ke tanah semasa baginda dan kaum Bani Israel terperangkap di antara pasukan tentera Firaun yang sedang mara dan laut di hadapan mereka.
Kumpulan saintis itu yang mengkaji beberapa peta kuno Delta Sungai Nil mendapati laut terbelah itu merujuk kepada sebuah lagun yang kini dikenali sebagai Tasik Tanis di selatan Laut Mediterranean dekat Laut Merah dan satu cawangan Sungai Nil.
Kini, dengan menggunakan simulasi komputer, saintis-saintis itu menunjukkan bahawa laut berkenaan terbelah dua melalui proses tiupan angin kencang yang dikenali sebagai angin timur bertiup selaju 100.8 kilometer sejam (km/j) selama 12 jam menyebabkan aliran air sungai dan lagun itu berpusing balik lalu membentuk seperti dinding air.
Satu model lautan komputer kemudian digunakan sebagai simulasi bagi melihat kesan angin yang bertiup semalamam ke atas air sedalam beberapa meter itu.
Selama empat jam, tiupan angin tersebut menghasilkan jambatan darat sepanjang 3.2 kilometer (km) dan selebar 4.8km.
Sejurus selepas angin timur reda, air lagun dan sungai itu kembali mengalir ke tempat asal seperti ombak tsunami.


Read more: http://aac-hacker.blogspot.com/2012/09/saintis-membuktikan-nabi-musa-membelah.html#ixzz2DFSsBUJo


Di antara peristiwa yang berlaku pada 10 Muharram ialah selamatnya Nabi Musa dan Bani Israel dari Firaun dan tenggelamnya Firaun dan bala tenteranya dalam Laut Merah.Ayat 50 surah al-Baqarah menceritakan hal ini dan hadis Nabi menerangkannya.
Saintis Barat mengemukakan teori angin bertiup yang membelah Laut Merah untuk Nabi Musa (lihat youtube). Mereka mengkaji tetapi mereka tidak beriman sepenuhnya dengan ajaran Musa itu sendiri. Di antara ajarannya ialah apabila tiba Nabi akhir zaman-Ahmad/Muhammad, maka berimanlah dengannya tetapi itu tidak berlaku. Saintis Barat hanya menjadi seperti Yahudi yang berpuasa pada 10 Muharram meraikan Nabi Musa tetapi menolak ajaran Taurat lain.
Apa beza dengan umat Islam yang berpuasa sunat pada hari Asyura atau membuat bubur asyura malah mempertandingkannya seperti di Kemaman tetapi menolak ajaran al-Quran selain puasa?
Imam Muslim meriwayatkan daripada Ibn Abbas bahawa Nabi SAW tiba di Madinah. Baginda mendapati Yahudi berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram). Baginda bertanya; ‘Hari apa yang kamu puasa ini?’
Jawab Yahudi: ‘Hari ini hari mulia. Allah menyelamatkan padanya Musa dan kaumnya, serta menenggelamkan Firaun dan kaumnya. Lalu Musa berpuasa pada hari Aasyura sebagai tanda syukur. Lalu kami berpuasa padanya.’ Sabda Nabi SAW : ‘Kami lebih berhak dan utama dengan Musa daripada kamu.’ Nabi berpuasa dan memerintahkan para Sahabat berpuasa juga. At-Tirmizi berkata:
Diriwayatkan daripada Ibn Abbas bahawa Baginda bersabda: ‘Puasalah hari ke 9 dan 10, serta jangan sama dengan Yahudi’. Hadis ini menjadi hujjah bagi Imam Shafie, Ahmad bin Hanbal dan Ishak. (Tafsir al-Munir j1 ms 163)
Hadis tentang Yahudi di atas ada perbahasannya seperti yang disebut oleh Imam Nawawi dalam syarah hadisnya. Yang penting ialah berpuasa sunat atau membuat bubur asyura dalam keadaan sedar dengan apa yang dibuat dan menghayati Islam secara syumul, bukan hanya buburnya. Demikian juga mukjizat Nabi Musa as yang mendahului bukti saintifik. Kita membenarkan mukjizatnya walaupun tiada bukti saintifik.
Lakaran artis menunjukkan angin kuat dari timur telah menyebabkan air lagun (kiri) dan sungai (kanan) ‘berpusing’ dan membentuk dinding air dekat Laut Merah.
Saintis-saintis di AS membuktikan kebenaran kisah Nabi Musa membelah laut seperti yang diceritakan dalam kitab suci al-Quran dan Injil, lapor sebuah akhbar.
Satu kajian oleh sepasukan penyelidik yang diketuai saintis Carl Drews dari Pusat Penyelidikan Atmosfera Nasional di sini, mendapati fenomena itu tidak bercanggah dengan hukum fizik.
Kitab al-Quran menceritakan bahawa Nabi Musa membelah laut dengan menghentakkan tongkatnya ke tanah semasa baginda dan kaum Bani Israel terperangkap di antara pasukan tentera Firaun yang sedang mara dan laut di hadapan mereka.
Kumpulan saintis itu yang mengkaji beberapa peta kuno Delta Sungai Nil mendapati laut terbelah itu merujuk kepada sebuah lagun yang kini dikenali sebagai Tasik Tanis di selatan Laut Mediterranean dekat Laut Merah dan satu cawangan Sungai Nil.
Kini, dengan menggunakan simulasi komputer, saintis-saintis itu menunjukkan bahawa laut berkenaan terbelah dua melalui proses tiupan angin kencang yang dikenali sebagai angin timur bertiup selaju 100.8 kilometer sejam (km/j) selama 12 jam menyebabkan aliran air sungai dan lagun itu berpusing balik lalu membentuk seperti dinding air.
Satu model lautan komputer kemudian digunakan sebagai simulasi bagi melihat kesan angin yang bertiup semalamam ke atas air sedalam beberapa meter itu.
Selama empat jam, tiupan angin tersebut menghasilkan jambatan darat sepanjang 3.2 kilometer (km) dan selebar 4.8km.
Sejurus selepas angin timur reda, air lagun dan sungai itu kembali mengalir ke tempat asal seperti ombak tsunami.


Di antara peristiwa yang berlaku pada 10 Muharram ialah selamatnya Nabi Musa dan Bani Israel dari Firaun dan tenggelamnya Firaun dan bala tenteranya dalam Laut Merah.Ayat 50 surah al-Baqarah menceritakan hal ini dan hadis Nabi menerangkannya.
Saintis Barat mengemukakan teori angin bertiup yang membelah Laut Merah untuk Nabi Musa (lihat youtube). Mereka mengkaji tetapi mereka tidak beriman sepenuhnya dengan ajaran Musa itu sendiri. Di antara ajarannya ialah apabila tiba Nabi akhir zaman-Ahmad/Muhammad, maka berimanlah dengannya tetapi itu tidak berlaku. Saintis Barat hanya menjadi seperti Yahudi yang berpuasa pada 10 Muharram meraikan Nabi Musa tetapi menolak ajaran Taurat lain.
Apa beza dengan umat Islam yang berpuasa sunat pada hari Asyura atau membuat bubur asyura malah mempertandingkannya seperti di Kemaman tetapi menolak ajaran al-Quran selain puasa?
Imam Muslim meriwayatkan daripada Ibn Abbas bahawa Nabi SAW tiba di Madinah. Baginda mendapati Yahudi berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram). Baginda bertanya; ‘Hari apa yang kamu puasa ini?’
Jawab Yahudi: ‘Hari ini hari mulia. Allah menyelamatkan padanya Musa dan kaumnya, serta menenggelamkan Firaun dan kaumnya. Lalu Musa berpuasa pada hari Aasyura sebagai tanda syukur. Lalu kami berpuasa padanya.’ Sabda Nabi SAW : ‘Kami lebih berhak dan utama dengan Musa daripada kamu.’ Nabi berpuasa dan memerintahkan para Sahabat berpuasa juga. At-Tirmizi berkata:
Diriwayatkan daripada Ibn Abbas bahawa Baginda bersabda: ‘Puasalah hari ke 9 dan 10, serta jangan sama dengan Yahudi’. Hadis ini menjadi hujjah bagi Imam Shafie, Ahmad bin Hanbal dan Ishak. (Tafsir al-Munir j1 ms 163)
Hadis tentang Yahudi di atas ada perbahasannya seperti yang disebut oleh Imam Nawawi dalam syarah hadisnya. Yang penting ialah berpuasa sunat atau membuat bubur asyura dalam keadaan sedar dengan apa yang dibuat dan menghayati Islam secara syumul, bukan hanya buburnya. Demikian juga mukjizat Nabi Musa as yang mendahului bukti saintifik. Kita membenarkan mukjizatnya walaupun tiada bukti saintifik.
Lakaran artis menunjukkan angin kuat dari timur telah menyebabkan air lagun (kiri) dan sungai (kanan) ‘berpusing’ dan membentuk dinding air dekat Laut Merah.
Saintis-saintis di AS membuktikan kebenaran kisah Nabi Musa membelah laut seperti yang diceritakan dalam kitab suci al-Quran dan Injil, lapor sebuah akhbar.
Satu kajian oleh sepasukan penyelidik yang diketuai saintis Carl Drews dari Pusat Penyelidikan Atmosfera Nasional di sini, mendapati fenomena itu tidak bercanggah dengan hukum fizik.
Kitab al-Quran menceritakan bahawa Nabi Musa membelah laut dengan menghentakkan tongkatnya ke tanah semasa baginda dan kaum Bani Israel terperangkap di antara pasukan tentera Firaun yang sedang mara dan laut di hadapan mereka.
Kumpulan saintis itu yang mengkaji beberapa peta kuno Delta Sungai Nil mendapati laut terbelah itu merujuk kepada sebuah lagun yang kini dikenali sebagai Tasik Tanis di selatan Laut Mediterranean dekat Laut Merah dan satu cawangan Sungai Nil.
Kini, dengan menggunakan simulasi komputer, saintis-saintis itu menunjukkan bahawa laut berkenaan terbelah dua melalui proses tiupan angin kencang yang dikenali sebagai angin timur bertiup selaju 100.8 kilometer sejam (km/j) selama 12 jam menyebabkan aliran air sungai dan lagun itu berpusing balik lalu membentuk seperti dinding air.
Satu model lautan komputer kemudian digunakan sebagai simulasi bagi melihat kesan angin yang bertiup semalamam ke atas air sedalam beberapa meter itu.
Selama empat jam, tiupan angin tersebut menghasilkan jambatan darat sepanjang 3.2 kilometer (km) dan selebar 4.8km.
Sejurus selepas angin timur reda, air lagun dan sungai itu kembali mengalir ke tempat asal seperti ombak tsunami.


Read more: http://aac-hacker.blogspot.com/2012/09/saintis-membuktikan-nabi-musa-membelah.html#ixzz2DFSsBUJo

Di antara peristiwa yang berlaku pada 10 Muharram ialah selamatnya Nabi Musa dan Bani Israel dari Firaun dan tenggelamnya Firaun dan bala tenteranya dalam Laut Merah.Ayat 50 surah al-Baqarah menceritakan hal ini dan hadis Nabi menerangkannya.
Saintis Barat mengemukakan teori angin bertiup yang membelah Laut Merah untuk Nabi Musa (lihat youtube). Mereka mengkaji tetapi mereka tidak beriman sepenuhnya dengan ajaran Musa itu sendiri. Di antara ajarannya ialah apabila tiba Nabi akhir zaman-Ahmad/Muhammad, maka berimanlah dengannya tetapi itu tidak berlaku. Saintis Barat hanya menjadi seperti Yahudi yang berpuasa pada 10 Muharram meraikan Nabi Musa tetapi menolak ajaran Taurat lain.
Apa beza dengan umat Islam yang berpuasa sunat pada hari Asyura atau membuat bubur asyura malah mempertandingkannya seperti di Kemaman tetapi menolak ajaran al-Quran selain puasa?
Imam Muslim meriwayatkan daripada Ibn Abbas bahawa Nabi SAW tiba di Madinah. Baginda mendapati Yahudi berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram). Baginda bertanya; ‘Hari apa yang kamu puasa ini?’
Jawab Yahudi: ‘Hari ini hari mulia. Allah menyelamatkan padanya Musa dan kaumnya, serta menenggelamkan Firaun dan kaumnya. Lalu Musa berpuasa pada hari Aasyura sebagai tanda syukur. Lalu kami berpuasa padanya.’ Sabda Nabi SAW : ‘Kami lebih berhak dan utama dengan Musa daripada kamu.’ Nabi berpuasa dan memerintahkan para Sahabat berpuasa juga. At-Tirmizi berkata:
Diriwayatkan daripada Ibn Abbas bahawa Baginda bersabda: ‘Puasalah hari ke 9 dan 10, serta jangan sama dengan Yahudi’. Hadis ini menjadi hujjah bagi Imam Shafie, Ahmad bin Hanbal dan Ishak. (Tafsir al-Munir j1 ms 163)
Hadis tentang Yahudi di atas ada perbahasannya seperti yang disebut oleh Imam Nawawi dalam syarah hadisnya. Yang penting ialah berpuasa sunat atau membuat bubur asyura dalam keadaan sedar dengan apa yang dibuat dan menghayati Islam secara syumul, bukan hanya buburnya. Demikian juga mukjizat Nabi Musa as yang mendahului bukti saintifik. Kita membenarkan mukjizatnya walaupun tiada bukti saintifik.
Lakaran artis menunjukkan angin kuat dari timur telah menyebabkan air lagun (kiri) dan sungai (kanan) ‘berpusing’ dan membentuk dinding air dekat Laut Merah.
Saintis-saintis di AS membuktikan kebenaran kisah Nabi Musa membelah laut seperti yang diceritakan dalam kitab suci al-Quran dan Injil, lapor sebuah akhbar.
Satu kajian oleh sepasukan penyelidik yang diketuai saintis Carl Drews dari Pusat Penyelidikan Atmosfera Nasional di sini, mendapati fenomena itu tidak bercanggah dengan hukum fizik.
Kitab al-Quran menceritakan bahawa Nabi Musa membelah laut dengan menghentakkan tongkatnya ke tanah semasa baginda dan kaum Bani Israel terperangkap di antara pasukan tentera Firaun yang sedang mara dan laut di hadapan mereka.
Kumpulan saintis itu yang mengkaji beberapa peta kuno Delta Sungai Nil mendapati laut terbelah itu merujuk kepada sebuah lagun yang kini dikenali sebagai Tasik Tanis di selatan Laut Mediterranean dekat Laut Merah dan satu cawangan Sungai Nil.
Kini, dengan menggunakan simulasi komputer, saintis-saintis itu menunjukkan bahawa laut berkenaan terbelah dua melalui proses tiupan angin kencang yang dikenali sebagai angin timur bertiup selaju 100.8 kilometer sejam (km/j) selama 12 jam menyebabkan aliran air sungai dan lagun itu berpusing balik lalu membentuk seperti dinding air.
Satu model lautan komputer kemudian digunakan sebagai simulasi bagi melihat kesan angin yang bertiup semalamam ke atas air sedalam beberapa meter itu.
Selama empat jam, tiupan angin tersebut menghasilkan jambatan darat sepanjang 3.2 kilometer (km) dan selebar 4.8km.
Sejurus selepas angin timur reda, air lagun dan sungai itu kembali mengalir ke tempat asal seperti ombak tsunami.


Read more: http://aac-hacker.blogspot.com/2012/09/saintis-membuktikan-nabi-musa-membelah.html#ixzz2DFSsBUJo

Kamis, 22 November 2012

NASA Menyembunyikan Misteri Di Sebalik Kota Mekah





Firman Allah Ta’ala yang bermaksud: “Allah telah menjadikan Kaabah, rumah suci itu sebagai pusat bagi manusia.” (Surah Maa’idah: 97)
Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah yang terletaknya Kaabah adalah pusat kepada planet Bumi.”
Sebenarnya di dalam Al-Quran terlebih dahulu membicarakan perkara ini, sebagai hamba Allah yang diberikan akal fikiran perlulah meneliti dan berfikir disebalik rahsia-rahsia yang terkandung didalam ayat-ayat suci Al-Quran Al-Karim.
Diantara Kalam-kalam Allah Ta’ala mengenai Mekah Pusat Bumi
Firman Allah yang bermaksud:
“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu al-Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Mekah) dan sekalian penduduk dunia di sekelilingnya (negeri-negeri di sekelilingnya).” (asy-Syura: 7)
Kata “Ummul Qura” bererti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya, menunjukkan Mekah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya.
Lebih dari itu, kata “ummu” (ibu) mempunyai erti yang cukup penting dan luas di dalam peradaban Islam. Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Mekah juga merupakan sumber dari semua negeri lain serta keunggulan di atas semua kota.






Allah berfirman lagi yang bermaksud:
“Wahai jin dan manusia, jika kamu sanggup menembusi (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusinya kecuali dengan kekuatan (ilmu pengetahuan).” (ar-Rahman: 33)
Kata “aqthar” adalah bentuk jamak dari kata “qutr” yang bererti diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.
Berdasarkan ayat ini dapat difahami bahawa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Mekah berada di tengah-tengah bumi, dengan itu bererti bahawa Mekah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.
Selain itu ada hadis yang menerangkan bahawa Masjidil Haram di Mekah, tempat kaabah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh lapisan yang membentuk bumi.
Nabi Muhammad SAW bersabda maksudnya: “Wahai orang-orang Mekah, wahai orang-orang Quraisy , sesungguhnya kamu berada di bawah pertengahan langit.”
Berdasarkan penelitian di atas, bahawa Mekah berada pada tengah-tengah bumi (pusat dunia), maka benar-benar diyakini bahawa Kota Suci Mekah, bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia. – (Dipetik dari Eramuslim “Makkah Sebagai Pusat Bumi” Oleh Dr. Mohamad Daudah)






Neil Amstrong membuktikan bahwa kota Mekah yang terletaknya Kaabah adalah pusat kepada planet Bumi, sedangkan Al-Quran sejak 1400 tahun yang lalu telah berbicara mengenai kota Mekah dan kaabah adalah pusat bumi ini.
Ketika kali pertama Neil Amstrong melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata bertumpu di area yang sangat gelap, dan di manakah ia berpusat?.” Fakta ini telah diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.
Para angkasawan telah menemui bahawa planet Bumi itu mengeluarkan satu radiasi, secara rasmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayangnya 21 hari kemudian website tersebut hilang dan seperti ada alasan tersembunyi di sebalik penghapusan lama web tersebut.
Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyatalah radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, dan tepatnya berasal daripada Kaabah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite (tidak berakhir). Perkara ini terbukti ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjutan. Para peneliti Muslim mempercayai bahawa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Kaabah di planet Bumi dengan Kaabah di alam akhirat.










Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, terdapat suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, di mana apabila kita mengeluarkan kompas di kawasan tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali kerana daya tarikan yang sama besar antara kedua kutub .
Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka dia akan hidup lebih lama, lebih sihat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan graviti. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Kaabah, maka seakan-akan diri kita dicas oleh suatu tenaga misteri yang menyebabkan kita bertenaga ketika mengelilingi kaabah dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.
Penelitian lainnya menyatakan bahawa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga boleh terapung di air. Di sebuah muzium di negara Inggeris, terdapat tiga buah potongan batu tersebut (dari Kaabah) dan pihak muzium juga mengatakan bahawa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem suria kita.







Rasulullah SAW bersabda:
“Hajar Aswad itu diturunkan dari syurga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam.” (Jami’ al-Tirmidzi al-Hajj)
“Hajar Aswad dari batu-batuan Syurga dan tidak ada suatu benda di bumi yang turunnya dari Syurga selain batu itu.” (HR. Thabrani)
Wallahu’alam….