Label

Jumat, 08 Februari 2013

Smadav 9.2 Pro + KeyGen

Sore sobat TIGTRA , kali ini saya akan memberikan Anti Virus Yaitu Smadav, mari di simak.
Update terbaru anti virus smadav sudah dirilis dengan versi Smadav 2013 Rev. 9.2, alangkah baiknya segera update dengan versi terbaru ini supaya lebih sempurna dan lebih jeli untuk mendeteksi sebuah varian virus terbaru. Beberapa fitur terbaru ini diantaranya: Penambahan database 229 virus baru, Support untuk Windows 8 (Smadav dapat digunakan di Windows XP/Vista/7/8), Perubahan tampilan, dsb.
Berikut ini kelebihan Smadav 9.2 Pro dibandingkan dengan Smadav Free
  • Scanning 10x Lebih Cepat
  • Update Otomatis Online
  • Bahasa Indonesia/Inggris
  • Mengganti Warna Tema
  • Maximize/Resize Tampilan
  • Password Admin
  • Izin Penggunaan Profit
  • Exception List
Semoga dengan memakai smadav pro terbaru 2013 antivirus lokal Indonesia gratis, dari sekarang laptop atau komputer anda bebas dari ulah virus yang sangat mengganggu aktifitas sehari-hari.
Untuk mendapatkan serial key number smadav pro 9.2 terbaru 2013 secara gratis, silahkan free download dibawah ini :


Smadav 9.2


 KeyGen

Rabu, 02 Januari 2013

Cara Menjauhi Ghibah

Makna Ghibah:
Apa itu ghibah? Ghibah atau menggunjing adalah membicarakan orang lain yang tidak ada di sisinya dengan suatu perkataan yang apabila ia mendengarnya maka membuatnya ia tidak suka. Dalam sebuah hadits riwayat imam Muslim dari jalan sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوْا: اَللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ، قِيلَ: أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيْ أَخِيْ مَا أَقُوْلُ؟ قَالَ: إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Artinya :
“Tahukah kalian apa itu ghibah (menggunjing)?. Para sahabat menjawab : Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Ghibah adalah engkau membicarakan tentang saudaramu sesuatu yang dia benci. Ada yang bertanya. Wahai Rasulullah bagaimana kalau yang kami katakana itu betul-betul ada pada dirinya?. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : Jika yang kalian katakan itu betul, berarti kalian telah berbuat ghibah. Dan jika apa yang kalian katakan tidak betul, berarti kalian telah memfitnah (mengucapkan suatu kedustaan)” [HR Muslim : 4690].
Haramnya Menghibah:
Masalah ghibah kelihatannya adalah masalah yang sepele dan ringan, akan tetapi sebenarnya masalah ini adalah masalah yang sangat berat karena menyangkut kehormatan seseorang. Apalagi kalau yang dighibah adalah saudara Muslim kamu sendiri yang mana kehormatan seoarang muslim sangat dijaga. Rasululloh SAW bersabda :
إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا
“Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian, (dan juga kehormatan kalian) semua itu adalah haram atas kalian sebagaimana kesucian hari kalian ini (hari ‘Arafah), pada bulan kalian ini dan di negeri kalian yang suci ini.”
Mengenai hukum haramnya ghibah, dalilnya sudah sangat jelas sekali baik yang terdapat dalam Al-Qur’an, hadist Nabi dan kesepakatan kaum muslimin sendiri. Men-ghibah adalah perbuatan kemungkaran yang sangat besar yang sangat diharamkan, bahkan termasuk dari dosa-dosa besar. Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
(artinya) :
“Janganlah sebagian kalian menggunjing/mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kalian memakan daging saudaranya yang telah mati ? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S.Al Hujurat : 12)
Dari Anas radliallahu’anhu, dan telah shahih dari Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya ketika beliau dimi’rajkan oleh Alloh, beliau melewati suatu kaum yang mempunyai kuku dari tembaga. Dengan kuku dari tembaga itu mereka melukai wajah-wajah dan dada-dada mereka. Maka nabi bertanya : “Wahai Jibril, siapakah mereka ?”Maka Jibril menjawab :”Mereka adalah orang-orang yang telah memakan daging-daging manusia dan telah menginjak-injak/menjatuhkan kehormatan mereka “. (Hadits dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad yang jayyid).
Cara Menjauhi Ghibah dan Mengobatinya:
Wajib bagi kita untuk menjauhi perbuatan ghibah dan juga meninggalkan majelisnya orang-orang yang mengghibahi kaum muslimin. Bersamaan dengan itu kita juga berusaha nasehati orang yang berbuat ghibah itu dan mengingkari perbuatannya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Barang siapa diantara kalian yang melihat suatu perbuatan munkar, maka hendaklah dia ubah dengan tangannya. Jika dia tidak mampu dengan tangannya maka dengan lisannya. Dan jika dia tidak mampu, maka dengan hatinya. Yang demikian itu (mengubah kemungkaran dengan mengingkari dalam hati ) adalah selemah-lemahnya iman”. (Hadits Riwayat Imam Muslim)
Adapun cara mengobati penyakit ghibah adalah dengan cara berusaha sungguh-sungguh untuk tidak membicarakan aib-aib orang lain serta berusaha untuk tidak mendengarkan orang yang sedang menghibah. Potonglah pembicaraan orang yang sedang menghibah dengan pembicaraan yang lain yang bermanfaat. Jika terlintas dalam pikiran untuk melakukan ghibah, maka hendaklah melakukan introspeksi dengan melihat aib sendiri lalu berusaha untuk memperbaikinya. Selain itu berusaha menyadarkan orang yang meng-ghibah, bahwa perbuatan itu dapat mendatangkan kemurkaan Alloh.
Semoga kita dan keluarga kita serta otang-orang yang kita sayangi terhindar dari perbuatan ghibah. Dan semoga Allah memperbaiki keadaan kaum muslimin dan memberikan taufiq kepada mereka untuk menjalankan apa-apa yang bisa mendatangkan kebahagiaan dan keselamatan bagi mereka di dunia dan di akhirat. Amin.

Sabtu, 15 Desember 2012

Hukum Gambar

[Termasuk di dalamnya gambar yang dibuat fotografer, pelukis, kameramen, pemahat, pengukir, dengan tangan atau dengan alat. Wallahu A'lam]   


Berikut ini adalah dalil-dalil yang menyatakan haramnya gambar-gambar bernyawa. Saya ringkas dari kitab Syaikh kami Muqbil bin Hadi Al Wadi’i rahimahullahu (Gharatul Fishal hal 123 -142).


1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam melaknat tukang gambar.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dalam sahihnya dari ‘Aun bin Abi Juhaifah dari ayahnya, bahwa dia membeli seorang budak yang mahir membekam, katanya:
إن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم نهى عن ثمن الدم وثمن الكلب وكسب البغي,ولعن آكل الربا وموكلهوالواشمة والمستوشمة والمصور
“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam melarang mengambil harga (upah) darah (bekam), anjing, usaha pelacuran. Dan beliau melaknat orang yang memakan riba, wakilnya (pengurusnya, pencatatnya), melaknat tukang tatto, yang minta ditatto dan tukang gambar.”

2. Perintah menghapus gambar
Sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim dalam sahihnya dari Abil Hayyaj Al Asadi, katanya:
قال لي علي بن أبي طالب رضي اللع عنه : ألا أبعثك على ما بعثني عليه رسول الله صلى الله عليه وعلىآلهوسلم (( ألا تدع تمثالا إلا طمسته ولا قبرا مشرفا إلا سويته)) وفي رواية له :ولا صورة إلا طمستها
“‘Ali bin Abi Thalib berkata kepada saya:”Maukah kamu saya utus melakukan sesuatu sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam pernah mengutusku?”Janganlah kamu biarkan patung melainkan harus kamu hapuskan (lenyapkan), dan tidak ada satu kuburanpun yang menonjol melainkan harus kamu ratakan.” Dalam riwayat lain, tidak ada satu gambarpun melainkan harus kamu hapus.”

3. Gambar itu ada yang diibadahi di samping Allah
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari hadits ‘Aisyah radliyallahu ‘anha, katanya:”Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam merasakan sakitnya, sebagian isterinya ada yang bercerita tentang gereja yang mereka lihat di negeri Habsyah yang bernama Maria, waktu itu Ummu Salamah dan Ummu Habibah berada di Habsyah dan melihatnya lalu menyebut-nyebut keindahannya serta gambar-gambar yang ada padanya, maka beliau berkata:
أولئك إذا مات منهم الرجل الصالح بنوا على قبره مسجدا ثم صوروا فيه تلك الصور , أولئك شرار الخلق عند الله
“Mereka itu, apabila meninggal seorang tokoh yang shaleh di kalangan mereka, maka mereka dirikan masjid (tempat ibadah) di atas kuburannya, kemudian mereka buat gambar-gambar di dalamnya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk di sisi Allah.”

4. Malaikat tidak masuk ke rumah yang ada gambarnya
Hal ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu ‘Abbas dari Abi Thalhah radliyallahu ‘anhum, katanya:”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda:
لا تدخل الملائكة بيتا فيه كلب ولا تصاوير
“Malaikat tidak akan masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar.”
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Ibnu ‘Umar radliyallahu ‘anhuma, katanya:”Jibril pernah berjanji untuk menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam, namun tidak juga datang. Beliau sedih dan semakin bertambah. Kemudian beliau keluar dan bertemu dengan Jibril lalu mengatakan apa yang dirasakannya, kata Jibril:
إنا لا ندخل بيتا فيه صورة ولا كلب
“Sesungguhnya kami tidak masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat gambar dan juga anjing.”
Imam Muslim meriwayatkan dari hadits ‘Aisyah radliyallahu ‘anha, katanya:
واعد رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم جبريل عليه السلام في ساعة يأتيه فيها فجاءت تلك الساعة ولم يأته وفي يده عصا فألقاها من يده وقال : ((ما يخلف الله وعده ولا رسله)). ثم التفت فإذا جرو كلب تحت سريره, فقال: يا عائشة متى دخل هذا الكلب ههنا؟ فقالت: والله ما دريت. فأمر به فأخرج. فجاء جبريل , فقال رسولاللهصلى الله عليه وسلم ((واعدتني فجلست لك فلم تأت؟)) فقال: منعني الكلب الذي كان في بيتك, إنا لا ندخل بيتا فيه كلب ولا صورة.
“Rasulullah pernah mengadakan janji dengan Jibril bahwa dia akan datang suatu saat yang ditetapkan, tapi ternyata tiba waktunya Jibril tidak datang. Sementara di tangan beliau ada sebatang tongkat, dan beliau lemparkan seraya berkata:”Allah tidak akan menyelisihi janji-Nya, begitu juga para Rasul-Nya.” Kemudian beliau menoleh ternyata melihat seekor anak anjing di bawah tempat tidurnya, beliau berkata:”Ya ‘Aisyah, kapan anjing ini masuk ke mari?” ‘Aisyah berkata:”Demi Allah saya tidak tahu.” Lalu beliau perintahkan supaya dikeluarkan, kemudian setelah dikeluarkan, Jibril datang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam berkata:”Engkau sudah berjanji, dan saya sudah duduk menunggumu, namun kamu tidak datang.” Kata Jibril:”Saya terhalang oleh anjing yang ada di rumahmu. Sesungguhnya kami tidak masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat anjing, dan rumah yang di dalamnya ada gambar.”
Diriwayatkan oleh Imam An Nasai dan Ibnu Majah serta Abu Ya’la Al Maushuli dalam musnadnya dan lafaz ini dari beliau, dari hadits ‘Ali bin Abi Thalib radliyallahu ‘anhu, bahwa dia pernah membuat makanan dan mengundang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam, beliau datang dan melihat di rumah ada tirai yang bergambar, beliau segera kembali. Dia berkata:
فقلت: يا رسول الله ما رجعك بأبي أنت وأمي؟ قال : إن في البيت سترا فيه تصاوير وإن الملائكة لا تدخل بيتا فيه تصاوير
“Saya berkata:”Ya Rasulullah, bapak ibuku tebusanmu, mengapa anda kembali?” Kata beliau:”Sesungguhnya di rumah itu ada tirai yang bergambar. Dan sesungguhnya malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada gambar.”

5. Termasuk manusia yang paling keras mendapat siksa hari kiamat adalah tukang-tukang gambar
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari ‘Abdillah bin ‘Umar radliyallahu ‘anhuma, katanya:”Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda:
إن أشد الناس عذابا يوم القيامة المصورون
“Sesungguhnya orang yang paling keras mendapat siksa pada hari kiamat adalah para tukang gambar.”
Dalam riwayat lain:
إن الذين يصنعون هذه الصور يعذبون يوم القيامة يقال لهم: أحيوا ما خلقتم
“Sesungguhnya mereka yang membuat gambar-gambar ini akan disiksa pada hari kiamat, dikatakan kepada mereka:”Hidupkanlah apa yang telah kalian ciptakan.”

6. Tukang-tukang gambar termasuk orang yang paling zalim
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu, katanya:”Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda:
من ذهب يخلق كخلقي فليخلقوا حبة وليخلقوا ذرة
“Siapa yang mencoba meniru ciptaan-Ku hendaklah dia coba ciptakan sebutir biji, atau dzarrah.”

7. Dalil yang mengharamkan gambar bernyawa
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dan lafaz ini dari Muslim, dari hadits ‘Aisyah, katanya: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam menemui saya dan saya sedang menggunakan satir sehelai kain yang bergambar. Berubah warna muka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam. Beliau segera merobek satir itu kemudian berkata:
إن من أشد الناس عذابا يوم القيامة الذين يشبهون بخلق الله . وفي رواية : فقطعناه فجعلناه وسادة أو وسادتين.
“Sesungguhnya orang yang paling keras mendapat siksa pada hari kiamat adalah mereka yang meniru-niru ciptaan Allah. Dalam riwayat lain:”Kemudian kami potong-potong kain itu lalu dibuat jadi satu atau dua bantal.”

8. Larangan membuat gambar
Diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari Jabir, katanya:
نهى رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم عن الصورة في البيت ونهى أن يصنع ذلك.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam melarang adanya gambar di dalam rumah dan melarang membuatnya.”(Dihasankan oleh Syaikhuna Muqbil Al Wadi’i).
Diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad dari hadits Jabir radliyallahu ‘anhu:
أن النبي صلى الله عليه وآله وسلم نهى عن الصور في البيت, ونهى الرجل أن يصنع ذلك وأن النبي صلى الله عليه وآله وسلم أمر عمر بن الخطاب زمن الفتح وهو بالبطحاء أن يأتي الكعبة فيمحو كل صورة فيها, ولم يدخل البيت حتى محيت كل صورة فيها.
“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam melarang adanya gambar di rumah, dan melarang membuatnya. Dan beliau pernah memerintahkan ‘Umar bin Al Khaththab dan ketika itu beliau di Bathha` untuk menghapus semua gambar yang ada dalam Ka’bah. Dan Beliau tidak masuk ke Baitullah sampai semua gambar sudah dihapus.”
Syaikh Muqbil Al Wadi’i rahimahullahu mengatakan:”Kamu lihat dalam hadits ini terdapat dalil-dalil yang mengharamkan gambar secara umum, baik itu yang berjasad, atau tidak.

9. Menggambar merupakan dosa besar
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At Tirmidzi dari Abu Hurairah, katanya:”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda:
يخرج عنق من النار يوم القيامة له عينان تبصران وأذنان تسمعان ولسان ينطق يقول : إني وكلت بثلاثة : بكل جبار عنيد, وبكل من دعا مع الله إلها آخر, وبالمصورين
“Keluar satu sosok dari jahannam pada hari kiamat, mempunyai dua mata untuk melihat, dua telinga untuk mendengar dan lisan untuk berbicara, katanya:”Sesungguhnya aku ditugasi untuk (menyiksa) tiga orang:”Semua yang zalim dan penentang. Semua yang berdo’a kepada sesembahan selain Allah, dan tukang-tukang gambar.”
Imam At Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan sahih gharib. Kata Syaikh Muqbil hadits ini sahih, rawinya semua tsiqat.

10. Perintah memotong Gambar sehingga Menyerupai Pohon
Diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari Abu Hurairah, katanya:”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda:
“أتاني جبريل فقال: إني كنت أتيتك البارحة فلم يمنعني أن أكون دخلت عليك البيت الذي كنت فيه إلا أنه كان في باب البيت تمثال الرجال, وكان في البيت قرام ستر فيه تماثيل, وكان في البيت كلب, فمر برأس التمثال الذي بالباب فليقطع فيصير كهيئة الشجرة, ومر بالستر فليقطع ويجعل منه وسادتين منتبذتين توطآن, ومربالكلب فيخرج.” ففعل رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم وكان ذلك الكلب جروا للحسين أو للحسن تحت نضد له فأمر به فأخرج.
“Jibril datang kepadaku dan berkata:”Saya tadi malam menemuimu, tapi tidak ada yang mencegahku untuk masuk ke rumahmu melainkan karena adanya patung manusia.” Di rumah itu ada sehelai tirai yang bergambar, dan di dalamnya ada anjing. Maka potonglah patungr itu sehingga menjadi seperti pohon, dan tirai itu dibuat jadi satu atau dua buah bantal sandaran. Dan keluarkanlah anjing itu dari rumah.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam melaksanakannya. Anjing itu ternyata mainan Al Hasan dan Al Husain, yang sembunyi di bawah tempat tidur. Kemudian anjing itu dikeluarkan.”(HR. At Tirmidzi, katanya Hasan. Syaikhuna Al Wadi’i juga mengatakan hadits ini hasan).

11. Semua Yang membuat gambar bernyawa di neraka
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ibnu ‘Abbas, katanya:”Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda:
كل مصور في النار , يجعل له بكل صورة صورها نفسا فتعذبه في جهنم
“Semua yang membuat gambar di neraka, dibuatkan nafas untuk setiap gambar itu lalu dia disiksa dengannya di Jahannam.”
Dari hadits ini dipahami bahwa gambar yang disebarkan di koran-koran, majalah, TV, video dan alat-alat modern lain, hukumnya haram.
Dan berhati-hatilah terhadap syubhat (tipuan, kerancuan) yang dihiasi oleh ahli ahwa (pengikut hawa nafsu, ahli bid’ah). Padahal sudah dijelaskan bahwa semua tukang-tukang gambar (juru kamera, foto, pelukis, pemahat dan lain-lain) ada di neraka. Dan kul merupakan lafaz yang menunjukkan sifat umum (menyeluruh), begitu pula kalimat وَلاَ تِمْثَالاً إِلاَّ طَمَسْتَهُ (dan tidak ada satu gambar (patung) pun melainkan harus kamu hapus).
تِمْثَال berada dalam bentuk nakirah dengan susunan kalimat negatif, sehingga meliputi semua yang mempunyai ruh (jiwa).
Dikecualikan dalam hal ini adalah mainan anak-anak kecil, yang dibuat dari kain perca atau bulu, sebagaimana mainan ‘Aisyah yang berbentuk kuda-kudaan bersayap. Adapun yang dijual belikan dari bahan plastik (boneka), maka ini tidak boleh.
Berhati-hatilah wahai sunni dalam bergaul dengan masyarakatmu, karena kebanyakan mereka bertindak tanpa mengikuti dalil. Bahkan mereka banyak mengikuti musuh-musuh Islam, sedikit demi sedikit. Hal ini seperti yang ditegaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam:
لتتبعن سنن من كان قبلكم حذو القذة بالقذة حتى لو دخلوا جحر ضب لدخلتموه . قالوا : يارسول الله اليهود والنصارى؟ قال: فمن. انتهى.
“Sungguh, kalian betul-betul akan mengikuti sunnah-sunnah (jalan hidup) orang-orang sebelum kalian, setapak demi setapak, bahkan seandainya mereka masuk ke dalam lubang dlabb (biawak padang pasir), niscaya kalianpun mengikuti mereka. Para sahabat bertanya:”Ya Rasulullah, apakah (yang akan kami ikuti itu) orang Yahudi dan Nashara?” Beliau berkata:”Siapa lagi?”. (Selesai. Insya Allah bersambung dan terus dilengkapi).  (Disalin dari “Bid’ah ‘Amaliyah Dzikir Taubat, Bantahan terhadap ‘Arifin Ilham Al Banjari”, Penulis: Al Ustadz Abu Karimah ‘Askari bin Jamal Al Bugisi, Murid Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i, Yaman).
Hukum Mengenakan Pakaian Yang Bergambar Dan Menyimpan Foto Sebagai Kenangan
Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apa hukum mengenakan pakaian yang bergambar ?
Jawaban
Seseorang dilarang untuk mengenakan pakaian yang bergambar hewan atau manusia, dan juga dilarang untuk mengenakan sorban serta jubah atau yang menyerupai itu yang didalamnya terdapat gambar hewan atau manusia atau makhluk bernyawa lainnya Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan hal itu dengan sabdanya.
“Artinya : Malaikat enggan memasuki rumah yang didalamnya terdapat lukisan” [Hadits Riwayat Al-Bukhari, bab Bad’ul Khalq 3226, Muslim bab Al-Libas 2106]
Maka dari itu hendaklah seseorang tidak menyimpan atau memiliki gambar berupa foto-foto yang oleh sebagian orang dianggap sebagai album kenangan, maka wajib baginya untuk menanggalkan foto-foto tersebut, baik yang ditempel di dinding, ataupun yang disimpan dalam album dan lain sebagainya. Karena keberadaan benda-benda tersebut menyebabkan malaikat haram (enggan) memasuki rumah mereka. Hadits yang menunjukkan hal itu adalah hadits shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Wallahu a’lam
[Ibn Utsaimin, Al-Majmu ‘Ats-Tsamin, hal 199]
MENYIMPAN FOTO SEBAGAI KENANGAN
Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apa hukum menyimpan gambar atau foto sebagai kenangan ?
Jawaban.
Menyimpan gambar atau foto untuk dijadikan sebagai kenangan adalah haram, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa malaikat enggan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar. Hal ini menunjukkan bahwa menyimpan gambar atau foto di dalam rumah hukumnya adalah haram. Semoga Allah memberi kita pertolongan.
[Ibn Utsaimin, Al-Majmu ‘Ats-Tsamin, hal 200]
[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-3, Darul Haq.
Sekalipun Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin  menfatwakan demikian tetapi pada dasarnya sebagaimana dilihat dalam video beliau intinya dia berpendapat bahwa kamera & fotografi boleh2 saja, tergantung –sebagaimana yang dikatakan beliau- untuk apa hal itu dipakai (jadi tidak begitu saja dianggap haram, banyak hal2 lain yang harus diperhatikan), jika mubah maka fotonya juga mubah, tapi jika haram maka fotonya juga haram (seperti foto wanita tabarruj/bersolek yang bukan mahram).
wallahu a’lam

Jumat, 30 November 2012

Membuka Proteksi Halaman Web/Blog Yang Tidak Bisa Dicopy

Ketika anda menemukan artikel yang anda cari di blog atau website, dan anda perlu untuk mengcopynya namun tidak bisa karena halamannya diproteksi, misalnya  artikelnya  tidak bisa dihighlight (diseleksi), atau tidak bisa diklik kanan, sehingga anda tidak bisa mengcopynya.

Umumnya proteksi tersebut menggunakan javascript, jadi untuk membuka proteksi tersebut yang kita lakukan adalah mendisable / mematikan javascript pada browsernya.

Berikut ini cara mendisable / menonaktifkan / mematikan javascript untuk browser Google Chrome, Mozilla Firefox
(Setelah Javacript dimatikan,  refresh  kembali halaman web atau blog yang diproteksi tadi).


Disable JavaScript pada Google Chrome


• Klik pada menu setting (logo tool di sebelah kanan halaman)
• Kemudian klik Options


 • Pilih menu Under the Hood
• Klik pada Content settings
 
 • Pada JavaSript, pilih Do not allow any site to run JavaScript
 
 
 
 Disable Javascript pada Mozilla Firefox

• Masuk ke Menu Options
 
 • Pilih Tab Content
• Lepaskan tanda Centang pada Enable JavaScript




• Klik OK

Kamis, 29 November 2012

Tips Mendidik Anak Cara Rasullulah


 
 
 
Salah satu amal yang tidak pernah terputus pahalanya sekalipun kita telah meninggalkan dunia ini adalah anak yang shaleh. Doa anak yang shaleh merupakan salah satu doa yang insya Allah pasti terkabul. Karenanya, orangtua harus mendidik anak dengan sebaik-baiknya. Jika tidak, anak akan tumbuh menjadi seorang yang berkepribadian rusak dan hancur yang pada gilirannya akan merugikan orangtua itu sendiri.
Sesungguhnya memang tidak mudah memikul beban untuk membesarkan anak hingga menjadi pribadi yang kita harapkan dapat meraih sukses dunia dan akhirat. Semua butuh kesabaran, kerja keras, keikhlasan, dan masih banyak lagi. Tanpa bermaksud menyederhanakan, berikut beberapa tips yang diaplikasikan oleh orangtua yang disarikan dari tata cara mendidik anak ala Rasulullah Saw.
1. Menanamkan Nilai-nilai Ketauhidan
Mengajarkan tauhid kepada anak, mengesakan Allah dalam hal beribadah kepada-Nya, menjadikannya lebih mencintai Allah daripada selain-Nya, tidak ada yang ditakutinya kecuali Allah. Selain itu, orangtua harus menekankan bahwa setiap langkah manusia selalu dalam pengawasan Allah Swt. dan penerapan konsep tersebut adalah dengan berusaha menaati peraturan dan menjauhi larangan-Nya. Terlebih dahulu, orangtua selaku guru (pertama) bagi anak-anaknya harus mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam. Ini adalah pendidikan yang paling urgen di atas hal-hal penting lainnya.
2. Menjadi Sahabat dan Mendidik dengan Keteladanan
Setiap anak akan belajar dari lingkungannya dan dalam hal ini lingkungan keluarga akan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya. Orang-orang di sekelilingnya akan menjadi model dan contoh dalam bersikap. Sudah selayaknyalah orangtua memberi keteladanan kepada anak-anaknya. Para orangtua sebaiknya memberikan contoh yang baik sesuai dengan nasihat dan ucapannya kepada para anaknya. Akan sangat lucu jika yang disampaikan orangtua kepada anak-anaknya ternyata tidak dilakukan oleh orangtua itu sendiri. Dalam Islam, keteladanan dari orangtua sangat menentukan terlebih di zaman sekarang media tontonan tidak dapat diharapkan menjadi contoh yang baik bagi pembentukan akhlak anak-anak muslim.
3. Mendidik dengan Kebiasaan
Suatu kebaikan harus dimulai dengan pembiasaan. Anak harus dibiasakan bangun pagi agar mereka gemar melaksanakan shalat Subuh. Anak harus dibiasakan ke masjid agar mereka gemar melakukan berbagai ritual ibadah di masjid. Pembiasaan itu harus dimulai sejak dini, bahkan pembiasaan membaca Al-Quran pun bisa dimulai sejak dalam kandungan. Pembiasaan shalat pada anak harus sudah dimulai sejak anak berumur tujuh tahun.
4. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak
Sebagai upaya menumbuhkan rasa percaya diri anak, Rasulullah Saw. menggunakan beberapa cara berikut. Saat sedang berpuasa, Rasulullah mengajak anak-anak bermain sehingga siang yang panjang terasa cepat. Anak-anak akan menyongsong waktu berbuka dengan gembira. Hal ini juga membuat anak memiliki kepercayaan diri sehingga sanggup berpuasa sehari penuh. Sering membawa anak-anak ke majelis orang dewasa, resepsi, atau bersilaturahim ke rumah saudara sebagai upaya menumbuhkan kepercayaan diri sosialnya. Mengajari Al-Quran dan As-Sunnah serta menceritakan sirah nabi untuk meningkatkan kepercayaan diri ilmiahnya. Menanamkan kebiasaan berjual-beli untuk meningkatkan kepercayaan diri anak terkait ekonomi dan bisnis. Di samping itu, sejak dini anak akan terlatih mandiri secara ekonomi.
5. Memotivasinya Anak Berbuat Baik
Seorang anak, meski kecil, juga terdiri dari jasad dan hati. Mereka dilahirkan dalam keadaan bersih dan suci sehingga hatinya yang putih dan lembut itu pun akan mudah tersentuh dengan kata-kata yang hikmah. Anak-anak, terutama pada usia emas (golden age), cenderung lebih mudah tersentuh oleh motivasi ketimbang ancaman. Karenanya, hendaknya orangtua tidak mengandalkan ancaman untuk mendidik buah hati. Ketimbang mengancam, lebih baik orangtua memotivasi anak dengan mengatakan bahwa kebaikan akan mendapat balasan surga dengan segala kenikmatannya. Itu pulalah yang dicontohkan oleh Rasulullah kepada kita ketika beliau mendidik para sahabat.
6. Sediakan Waktu untuk Makan Bersama Anak
Rasulullah Saw. senantiasa menyempatkan untuk makan bersama anak-anak. Cara tersebut akan mempererat keterikatan batin antara orangtua dan anaknya. Dengan begitu kita dapat meluruskan kembali berbagai kekeliruan yang mereka lakukan melalui dialog terbuka dan diskusi. Alangkah baiknya jika ibu dan bapak berkumpul dengan anak-anak ketika makan bersama sehingga mereka merasakan pentingnya peran kedua orangtuanya. Hal ini juga dapat mempermudah meresapnya segala nasihat tentang perilaku, keimanan, atau pendidikan.
7. Mendidik dengan Reward/Hadiah
Memberi hadiah adalah salah satu penghargaan yang dapat melunakkan hati anak sehingga mereka akan bersimpati kepada kita dan akhirnya mau melaksanakan nasihat yang kita berikan. Namun perlu diingat, tidak semua perbuatan baik anak harus dihargai dengan materi. Lakukan reward yang bervariasi, bisa dengan pujian, ciuman, belaian, uang, dan lain-lain.
8. Memilih Sekolah yang Islami
Saat anak menginjak usia sekolah, orangtua berperan dalam memilihkan sekolah, mengajarkan Al-Quran, mengembangkan pola pikir anak, memberikan data dan ilmu semaksimal mungkin. Meski anak sudah mulai sekolah (mendapatkan ilmu di sekolah), orangtua hendaklah selalu belajar tentang pendidikan anak karena semakin bertambah usia anak, maka akan semakin kompleks pula problem (pendidikan anak) yang harus kita hadapi.
9. Mendidik dengan Hukuman
Cara ini boleh dilakukan jika cara-cara di atas tidak berhasil. Memang di dalam Islam, menghukum diperbolehkan selama tidak berlebihan seperti sampai menyebabkan luka. Hukuman tersebut usahakan menimbulkan efek jera kepada anak agar ia tidak mengulangi perbuatannya. Akan tetapi harus diperhatikan adab-adabnya, jangan sampai berlebihan yang akhirnya akan membuat anak menjadi dendam.
10. Memahami Keadaan Anak Secara Baik dan Menggunakan Metode yang Tepat
Setiap anak memiliki karakter dan pribadi yang berbeda walaupun berasal dari orangtua yang sama. Cari metode yang tepat dan jitu sehingga anak dapat diarahkan dengan lebih mudah.

Minggu, 25 November 2012

Saintis Membuktikan Nabi Musa Membelah Laut



Di antara peristiwa yang berlaku pada 10 Muharram ialah selamatnya Nabi Musa dan Bani Israel dari Firaun dan tenggelamnya Firaun dan bala tenteranya dalam Laut Merah.Ayat 50 surah al-Baqarah menceritakan hal ini dan hadis Nabi menerangkannya.
Saintis Barat mengemukakan teori angin bertiup yang membelah Laut Merah untuk Nabi Musa (lihat youtube). Mereka mengkaji tetapi mereka tidak beriman sepenuhnya dengan ajaran Musa itu sendiri. Di antara ajarannya ialah apabila tiba Nabi akhir zaman-Ahmad/Muhammad, maka berimanlah dengannya tetapi itu tidak berlaku. Saintis Barat hanya menjadi seperti Yahudi yang berpuasa pada 10 Muharram meraikan Nabi Musa tetapi menolak ajaran Taurat lain.
Apa beza dengan umat Islam yang berpuasa sunat pada hari Asyura atau membuat bubur asyura malah mempertandingkannya seperti di Kemaman tetapi menolak ajaran al-Quran selain puasa?
Imam Muslim meriwayatkan daripada Ibn Abbas bahawa Nabi SAW tiba di Madinah. Baginda mendapati Yahudi berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram). Baginda bertanya; ‘Hari apa yang kamu puasa ini?’
Jawab Yahudi: ‘Hari ini hari mulia. Allah menyelamatkan padanya Musa dan kaumnya, serta menenggelamkan Firaun dan kaumnya. Lalu Musa berpuasa pada hari Aasyura sebagai tanda syukur. Lalu kami berpuasa padanya.’ Sabda Nabi SAW : ‘Kami lebih berhak dan utama dengan Musa daripada kamu.’ Nabi berpuasa dan memerintahkan para Sahabat berpuasa juga. At-Tirmizi berkata:
Diriwayatkan daripada Ibn Abbas bahawa Baginda bersabda: ‘Puasalah hari ke 9 dan 10, serta jangan sama dengan Yahudi’. Hadis ini menjadi hujjah bagi Imam Shafie, Ahmad bin Hanbal dan Ishak. (Tafsir al-Munir j1 ms 163)
Hadis tentang Yahudi di atas ada perbahasannya seperti yang disebut oleh Imam Nawawi dalam syarah hadisnya. Yang penting ialah berpuasa sunat atau membuat bubur asyura dalam keadaan sedar dengan apa yang dibuat dan menghayati Islam secara syumul, bukan hanya buburnya. Demikian juga mukjizat Nabi Musa as yang mendahului bukti saintifik. Kita membenarkan mukjizatnya walaupun tiada bukti saintifik.
Lakaran artis menunjukkan angin kuat dari timur telah menyebabkan air lagun (kiri) dan sungai (kanan) ‘berpusing’ dan membentuk dinding air dekat Laut Merah.
Saintis-saintis di AS membuktikan kebenaran kisah Nabi Musa membelah laut seperti yang diceritakan dalam kitab suci al-Quran dan Injil, lapor sebuah akhbar.
Satu kajian oleh sepasukan penyelidik yang diketuai saintis Carl Drews dari Pusat Penyelidikan Atmosfera Nasional di sini, mendapati fenomena itu tidak bercanggah dengan hukum fizik.
Kitab al-Quran menceritakan bahawa Nabi Musa membelah laut dengan menghentakkan tongkatnya ke tanah semasa baginda dan kaum Bani Israel terperangkap di antara pasukan tentera Firaun yang sedang mara dan laut di hadapan mereka.
Kumpulan saintis itu yang mengkaji beberapa peta kuno Delta Sungai Nil mendapati laut terbelah itu merujuk kepada sebuah lagun yang kini dikenali sebagai Tasik Tanis di selatan Laut Mediterranean dekat Laut Merah dan satu cawangan Sungai Nil.
Kini, dengan menggunakan simulasi komputer, saintis-saintis itu menunjukkan bahawa laut berkenaan terbelah dua melalui proses tiupan angin kencang yang dikenali sebagai angin timur bertiup selaju 100.8 kilometer sejam (km/j) selama 12 jam menyebabkan aliran air sungai dan lagun itu berpusing balik lalu membentuk seperti dinding air.
Satu model lautan komputer kemudian digunakan sebagai simulasi bagi melihat kesan angin yang bertiup semalamam ke atas air sedalam beberapa meter itu.
Selama empat jam, tiupan angin tersebut menghasilkan jambatan darat sepanjang 3.2 kilometer (km) dan selebar 4.8km.
Sejurus selepas angin timur reda, air lagun dan sungai itu kembali mengalir ke tempat asal seperti ombak tsunami.


Read more: http://aac-hacker.blogspot.com/2012/09/saintis-membuktikan-nabi-musa-membelah.html#ixzz2DFSsBUJo


Di antara peristiwa yang berlaku pada 10 Muharram ialah selamatnya Nabi Musa dan Bani Israel dari Firaun dan tenggelamnya Firaun dan bala tenteranya dalam Laut Merah.Ayat 50 surah al-Baqarah menceritakan hal ini dan hadis Nabi menerangkannya.
Saintis Barat mengemukakan teori angin bertiup yang membelah Laut Merah untuk Nabi Musa (lihat youtube). Mereka mengkaji tetapi mereka tidak beriman sepenuhnya dengan ajaran Musa itu sendiri. Di antara ajarannya ialah apabila tiba Nabi akhir zaman-Ahmad/Muhammad, maka berimanlah dengannya tetapi itu tidak berlaku. Saintis Barat hanya menjadi seperti Yahudi yang berpuasa pada 10 Muharram meraikan Nabi Musa tetapi menolak ajaran Taurat lain.
Apa beza dengan umat Islam yang berpuasa sunat pada hari Asyura atau membuat bubur asyura malah mempertandingkannya seperti di Kemaman tetapi menolak ajaran al-Quran selain puasa?
Imam Muslim meriwayatkan daripada Ibn Abbas bahawa Nabi SAW tiba di Madinah. Baginda mendapati Yahudi berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram). Baginda bertanya; ‘Hari apa yang kamu puasa ini?’
Jawab Yahudi: ‘Hari ini hari mulia. Allah menyelamatkan padanya Musa dan kaumnya, serta menenggelamkan Firaun dan kaumnya. Lalu Musa berpuasa pada hari Aasyura sebagai tanda syukur. Lalu kami berpuasa padanya.’ Sabda Nabi SAW : ‘Kami lebih berhak dan utama dengan Musa daripada kamu.’ Nabi berpuasa dan memerintahkan para Sahabat berpuasa juga. At-Tirmizi berkata:
Diriwayatkan daripada Ibn Abbas bahawa Baginda bersabda: ‘Puasalah hari ke 9 dan 10, serta jangan sama dengan Yahudi’. Hadis ini menjadi hujjah bagi Imam Shafie, Ahmad bin Hanbal dan Ishak. (Tafsir al-Munir j1 ms 163)
Hadis tentang Yahudi di atas ada perbahasannya seperti yang disebut oleh Imam Nawawi dalam syarah hadisnya. Yang penting ialah berpuasa sunat atau membuat bubur asyura dalam keadaan sedar dengan apa yang dibuat dan menghayati Islam secara syumul, bukan hanya buburnya. Demikian juga mukjizat Nabi Musa as yang mendahului bukti saintifik. Kita membenarkan mukjizatnya walaupun tiada bukti saintifik.
Lakaran artis menunjukkan angin kuat dari timur telah menyebabkan air lagun (kiri) dan sungai (kanan) ‘berpusing’ dan membentuk dinding air dekat Laut Merah.
Saintis-saintis di AS membuktikan kebenaran kisah Nabi Musa membelah laut seperti yang diceritakan dalam kitab suci al-Quran dan Injil, lapor sebuah akhbar.
Satu kajian oleh sepasukan penyelidik yang diketuai saintis Carl Drews dari Pusat Penyelidikan Atmosfera Nasional di sini, mendapati fenomena itu tidak bercanggah dengan hukum fizik.
Kitab al-Quran menceritakan bahawa Nabi Musa membelah laut dengan menghentakkan tongkatnya ke tanah semasa baginda dan kaum Bani Israel terperangkap di antara pasukan tentera Firaun yang sedang mara dan laut di hadapan mereka.
Kumpulan saintis itu yang mengkaji beberapa peta kuno Delta Sungai Nil mendapati laut terbelah itu merujuk kepada sebuah lagun yang kini dikenali sebagai Tasik Tanis di selatan Laut Mediterranean dekat Laut Merah dan satu cawangan Sungai Nil.
Kini, dengan menggunakan simulasi komputer, saintis-saintis itu menunjukkan bahawa laut berkenaan terbelah dua melalui proses tiupan angin kencang yang dikenali sebagai angin timur bertiup selaju 100.8 kilometer sejam (km/j) selama 12 jam menyebabkan aliran air sungai dan lagun itu berpusing balik lalu membentuk seperti dinding air.
Satu model lautan komputer kemudian digunakan sebagai simulasi bagi melihat kesan angin yang bertiup semalamam ke atas air sedalam beberapa meter itu.
Selama empat jam, tiupan angin tersebut menghasilkan jambatan darat sepanjang 3.2 kilometer (km) dan selebar 4.8km.
Sejurus selepas angin timur reda, air lagun dan sungai itu kembali mengalir ke tempat asal seperti ombak tsunami.


Di antara peristiwa yang berlaku pada 10 Muharram ialah selamatnya Nabi Musa dan Bani Israel dari Firaun dan tenggelamnya Firaun dan bala tenteranya dalam Laut Merah.Ayat 50 surah al-Baqarah menceritakan hal ini dan hadis Nabi menerangkannya.
Saintis Barat mengemukakan teori angin bertiup yang membelah Laut Merah untuk Nabi Musa (lihat youtube). Mereka mengkaji tetapi mereka tidak beriman sepenuhnya dengan ajaran Musa itu sendiri. Di antara ajarannya ialah apabila tiba Nabi akhir zaman-Ahmad/Muhammad, maka berimanlah dengannya tetapi itu tidak berlaku. Saintis Barat hanya menjadi seperti Yahudi yang berpuasa pada 10 Muharram meraikan Nabi Musa tetapi menolak ajaran Taurat lain.
Apa beza dengan umat Islam yang berpuasa sunat pada hari Asyura atau membuat bubur asyura malah mempertandingkannya seperti di Kemaman tetapi menolak ajaran al-Quran selain puasa?
Imam Muslim meriwayatkan daripada Ibn Abbas bahawa Nabi SAW tiba di Madinah. Baginda mendapati Yahudi berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram). Baginda bertanya; ‘Hari apa yang kamu puasa ini?’
Jawab Yahudi: ‘Hari ini hari mulia. Allah menyelamatkan padanya Musa dan kaumnya, serta menenggelamkan Firaun dan kaumnya. Lalu Musa berpuasa pada hari Aasyura sebagai tanda syukur. Lalu kami berpuasa padanya.’ Sabda Nabi SAW : ‘Kami lebih berhak dan utama dengan Musa daripada kamu.’ Nabi berpuasa dan memerintahkan para Sahabat berpuasa juga. At-Tirmizi berkata:
Diriwayatkan daripada Ibn Abbas bahawa Baginda bersabda: ‘Puasalah hari ke 9 dan 10, serta jangan sama dengan Yahudi’. Hadis ini menjadi hujjah bagi Imam Shafie, Ahmad bin Hanbal dan Ishak. (Tafsir al-Munir j1 ms 163)
Hadis tentang Yahudi di atas ada perbahasannya seperti yang disebut oleh Imam Nawawi dalam syarah hadisnya. Yang penting ialah berpuasa sunat atau membuat bubur asyura dalam keadaan sedar dengan apa yang dibuat dan menghayati Islam secara syumul, bukan hanya buburnya. Demikian juga mukjizat Nabi Musa as yang mendahului bukti saintifik. Kita membenarkan mukjizatnya walaupun tiada bukti saintifik.
Lakaran artis menunjukkan angin kuat dari timur telah menyebabkan air lagun (kiri) dan sungai (kanan) ‘berpusing’ dan membentuk dinding air dekat Laut Merah.
Saintis-saintis di AS membuktikan kebenaran kisah Nabi Musa membelah laut seperti yang diceritakan dalam kitab suci al-Quran dan Injil, lapor sebuah akhbar.
Satu kajian oleh sepasukan penyelidik yang diketuai saintis Carl Drews dari Pusat Penyelidikan Atmosfera Nasional di sini, mendapati fenomena itu tidak bercanggah dengan hukum fizik.
Kitab al-Quran menceritakan bahawa Nabi Musa membelah laut dengan menghentakkan tongkatnya ke tanah semasa baginda dan kaum Bani Israel terperangkap di antara pasukan tentera Firaun yang sedang mara dan laut di hadapan mereka.
Kumpulan saintis itu yang mengkaji beberapa peta kuno Delta Sungai Nil mendapati laut terbelah itu merujuk kepada sebuah lagun yang kini dikenali sebagai Tasik Tanis di selatan Laut Mediterranean dekat Laut Merah dan satu cawangan Sungai Nil.
Kini, dengan menggunakan simulasi komputer, saintis-saintis itu menunjukkan bahawa laut berkenaan terbelah dua melalui proses tiupan angin kencang yang dikenali sebagai angin timur bertiup selaju 100.8 kilometer sejam (km/j) selama 12 jam menyebabkan aliran air sungai dan lagun itu berpusing balik lalu membentuk seperti dinding air.
Satu model lautan komputer kemudian digunakan sebagai simulasi bagi melihat kesan angin yang bertiup semalamam ke atas air sedalam beberapa meter itu.
Selama empat jam, tiupan angin tersebut menghasilkan jambatan darat sepanjang 3.2 kilometer (km) dan selebar 4.8km.
Sejurus selepas angin timur reda, air lagun dan sungai itu kembali mengalir ke tempat asal seperti ombak tsunami.


Read more: http://aac-hacker.blogspot.com/2012/09/saintis-membuktikan-nabi-musa-membelah.html#ixzz2DFSsBUJo

Di antara peristiwa yang berlaku pada 10 Muharram ialah selamatnya Nabi Musa dan Bani Israel dari Firaun dan tenggelamnya Firaun dan bala tenteranya dalam Laut Merah.Ayat 50 surah al-Baqarah menceritakan hal ini dan hadis Nabi menerangkannya.
Saintis Barat mengemukakan teori angin bertiup yang membelah Laut Merah untuk Nabi Musa (lihat youtube). Mereka mengkaji tetapi mereka tidak beriman sepenuhnya dengan ajaran Musa itu sendiri. Di antara ajarannya ialah apabila tiba Nabi akhir zaman-Ahmad/Muhammad, maka berimanlah dengannya tetapi itu tidak berlaku. Saintis Barat hanya menjadi seperti Yahudi yang berpuasa pada 10 Muharram meraikan Nabi Musa tetapi menolak ajaran Taurat lain.
Apa beza dengan umat Islam yang berpuasa sunat pada hari Asyura atau membuat bubur asyura malah mempertandingkannya seperti di Kemaman tetapi menolak ajaran al-Quran selain puasa?
Imam Muslim meriwayatkan daripada Ibn Abbas bahawa Nabi SAW tiba di Madinah. Baginda mendapati Yahudi berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram). Baginda bertanya; ‘Hari apa yang kamu puasa ini?’
Jawab Yahudi: ‘Hari ini hari mulia. Allah menyelamatkan padanya Musa dan kaumnya, serta menenggelamkan Firaun dan kaumnya. Lalu Musa berpuasa pada hari Aasyura sebagai tanda syukur. Lalu kami berpuasa padanya.’ Sabda Nabi SAW : ‘Kami lebih berhak dan utama dengan Musa daripada kamu.’ Nabi berpuasa dan memerintahkan para Sahabat berpuasa juga. At-Tirmizi berkata:
Diriwayatkan daripada Ibn Abbas bahawa Baginda bersabda: ‘Puasalah hari ke 9 dan 10, serta jangan sama dengan Yahudi’. Hadis ini menjadi hujjah bagi Imam Shafie, Ahmad bin Hanbal dan Ishak. (Tafsir al-Munir j1 ms 163)
Hadis tentang Yahudi di atas ada perbahasannya seperti yang disebut oleh Imam Nawawi dalam syarah hadisnya. Yang penting ialah berpuasa sunat atau membuat bubur asyura dalam keadaan sedar dengan apa yang dibuat dan menghayati Islam secara syumul, bukan hanya buburnya. Demikian juga mukjizat Nabi Musa as yang mendahului bukti saintifik. Kita membenarkan mukjizatnya walaupun tiada bukti saintifik.
Lakaran artis menunjukkan angin kuat dari timur telah menyebabkan air lagun (kiri) dan sungai (kanan) ‘berpusing’ dan membentuk dinding air dekat Laut Merah.
Saintis-saintis di AS membuktikan kebenaran kisah Nabi Musa membelah laut seperti yang diceritakan dalam kitab suci al-Quran dan Injil, lapor sebuah akhbar.
Satu kajian oleh sepasukan penyelidik yang diketuai saintis Carl Drews dari Pusat Penyelidikan Atmosfera Nasional di sini, mendapati fenomena itu tidak bercanggah dengan hukum fizik.
Kitab al-Quran menceritakan bahawa Nabi Musa membelah laut dengan menghentakkan tongkatnya ke tanah semasa baginda dan kaum Bani Israel terperangkap di antara pasukan tentera Firaun yang sedang mara dan laut di hadapan mereka.
Kumpulan saintis itu yang mengkaji beberapa peta kuno Delta Sungai Nil mendapati laut terbelah itu merujuk kepada sebuah lagun yang kini dikenali sebagai Tasik Tanis di selatan Laut Mediterranean dekat Laut Merah dan satu cawangan Sungai Nil.
Kini, dengan menggunakan simulasi komputer, saintis-saintis itu menunjukkan bahawa laut berkenaan terbelah dua melalui proses tiupan angin kencang yang dikenali sebagai angin timur bertiup selaju 100.8 kilometer sejam (km/j) selama 12 jam menyebabkan aliran air sungai dan lagun itu berpusing balik lalu membentuk seperti dinding air.
Satu model lautan komputer kemudian digunakan sebagai simulasi bagi melihat kesan angin yang bertiup semalamam ke atas air sedalam beberapa meter itu.
Selama empat jam, tiupan angin tersebut menghasilkan jambatan darat sepanjang 3.2 kilometer (km) dan selebar 4.8km.
Sejurus selepas angin timur reda, air lagun dan sungai itu kembali mengalir ke tempat asal seperti ombak tsunami.


Read more: http://aac-hacker.blogspot.com/2012/09/saintis-membuktikan-nabi-musa-membelah.html#ixzz2DFSsBUJo

Kamis, 22 November 2012

NASA Menyembunyikan Misteri Di Sebalik Kota Mekah





Firman Allah Ta’ala yang bermaksud: “Allah telah menjadikan Kaabah, rumah suci itu sebagai pusat bagi manusia.” (Surah Maa’idah: 97)
Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah yang terletaknya Kaabah adalah pusat kepada planet Bumi.”
Sebenarnya di dalam Al-Quran terlebih dahulu membicarakan perkara ini, sebagai hamba Allah yang diberikan akal fikiran perlulah meneliti dan berfikir disebalik rahsia-rahsia yang terkandung didalam ayat-ayat suci Al-Quran Al-Karim.
Diantara Kalam-kalam Allah Ta’ala mengenai Mekah Pusat Bumi
Firman Allah yang bermaksud:
“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu al-Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Mekah) dan sekalian penduduk dunia di sekelilingnya (negeri-negeri di sekelilingnya).” (asy-Syura: 7)
Kata “Ummul Qura” bererti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya, menunjukkan Mekah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya.
Lebih dari itu, kata “ummu” (ibu) mempunyai erti yang cukup penting dan luas di dalam peradaban Islam. Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Mekah juga merupakan sumber dari semua negeri lain serta keunggulan di atas semua kota.






Allah berfirman lagi yang bermaksud:
“Wahai jin dan manusia, jika kamu sanggup menembusi (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusinya kecuali dengan kekuatan (ilmu pengetahuan).” (ar-Rahman: 33)
Kata “aqthar” adalah bentuk jamak dari kata “qutr” yang bererti diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.
Berdasarkan ayat ini dapat difahami bahawa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Mekah berada di tengah-tengah bumi, dengan itu bererti bahawa Mekah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.
Selain itu ada hadis yang menerangkan bahawa Masjidil Haram di Mekah, tempat kaabah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh lapisan yang membentuk bumi.
Nabi Muhammad SAW bersabda maksudnya: “Wahai orang-orang Mekah, wahai orang-orang Quraisy , sesungguhnya kamu berada di bawah pertengahan langit.”
Berdasarkan penelitian di atas, bahawa Mekah berada pada tengah-tengah bumi (pusat dunia), maka benar-benar diyakini bahawa Kota Suci Mekah, bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia. – (Dipetik dari Eramuslim “Makkah Sebagai Pusat Bumi” Oleh Dr. Mohamad Daudah)






Neil Amstrong membuktikan bahwa kota Mekah yang terletaknya Kaabah adalah pusat kepada planet Bumi, sedangkan Al-Quran sejak 1400 tahun yang lalu telah berbicara mengenai kota Mekah dan kaabah adalah pusat bumi ini.
Ketika kali pertama Neil Amstrong melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata bertumpu di area yang sangat gelap, dan di manakah ia berpusat?.” Fakta ini telah diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.
Para angkasawan telah menemui bahawa planet Bumi itu mengeluarkan satu radiasi, secara rasmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayangnya 21 hari kemudian website tersebut hilang dan seperti ada alasan tersembunyi di sebalik penghapusan lama web tersebut.
Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyatalah radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, dan tepatnya berasal daripada Kaabah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite (tidak berakhir). Perkara ini terbukti ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjutan. Para peneliti Muslim mempercayai bahawa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Kaabah di planet Bumi dengan Kaabah di alam akhirat.










Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, terdapat suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, di mana apabila kita mengeluarkan kompas di kawasan tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali kerana daya tarikan yang sama besar antara kedua kutub .
Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka dia akan hidup lebih lama, lebih sihat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan graviti. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Kaabah, maka seakan-akan diri kita dicas oleh suatu tenaga misteri yang menyebabkan kita bertenaga ketika mengelilingi kaabah dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.
Penelitian lainnya menyatakan bahawa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga boleh terapung di air. Di sebuah muzium di negara Inggeris, terdapat tiga buah potongan batu tersebut (dari Kaabah) dan pihak muzium juga mengatakan bahawa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem suria kita.







Rasulullah SAW bersabda:
“Hajar Aswad itu diturunkan dari syurga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam.” (Jami’ al-Tirmidzi al-Hajj)
“Hajar Aswad dari batu-batuan Syurga dan tidak ada suatu benda di bumi yang turunnya dari Syurga selain batu itu.” (HR. Thabrani)
Wallahu’alam….